Bareksa.com - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali memutuskan untuk menahan suku bunga acuan 5,25-5,5% dalam hasil rapat Maret 2024. Putusan ini sesuai harapan pasar dan merupakan level suku bunga tertinggi dalam 23 tahun terakhir. The Fed sudah mempertahankan suku bunga dalam 5 kali rapat berturut-turut.
Kabar tersebut menjadi sentimen positif untuk pasar obligasi karena yield acuan akan mengikuti pergerakan kebijakan suku bunga. Jika suku bunga turun, yield berpotensi lebih rendah dan harga obligasi serta reksa dana basis obligasi akan turut naik. Pemangkasan suku bunga juga akan bertahap seperti pada dot plot The Fed di bulan Maret berikut:
Sumber: federalreserve.gov
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan jika saat ini para pimpinan The Fed memproyeksikan dalam 2 tahun ke depan yakni hingga 2026, Fed Rate berpotensi turun di kisaran 3-3,25%. Lalu bisa kembali turun hingga sekitar 2% untuk jangka waktu yang lebih panjang (longer run). Artinya, arah suku bunga dalam beberapa tahun ke depan berpeluang turun dan menjadi penopang penguatan pasar obligasi.
Bank Indonesia diprediksi akan mengikuti penurunan suku bunga acuan dengan tetap memperhatikan fluktuasi nilai tukar rupiah serta sejumlah indikator ekonomi lainnya. Apalagi, kejelasan mengenai Pemilu sudah cukup terang dan menanti kebijakan dari pemerintahan yang baru.
Tim Analis Bareksa memproyeksikan BI akan menerapkan kebijakan moneter yang lebih berani ke depannya, terutama saat terjadi pelemahan dollar ke depannya akibat perubahan dari kekuatan ekonomi global yang tadinya berfokus ke Barat menjadi ke Timur.
Mempertimbangkan beberapa kondisi tersebut, investor disarankan akumulasi investasi secara bertahap di reksadana pendapatan tetap basis obligasi pemerintah untuk memanfaatkan potensi momentum penguatan pasar obligasi.
Tim Analis Bareksa memprediksi rentang yield acuan Obligasi Pemerintah RI 10 tahun berada di 6,7-7%, bisa menjadi rentang ideal untuk melakukan aksi akumulasi investasi. Beberapa produk reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi pemerintah yang bisa dipertimbangkan ialah:
No | Reksadana Obligasi Pemerintah | Return YTD (%) | Return 1 Tahun (%) | Return 3 Tahun (%) | Dana Kelolaan (AUM) |
1 | Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A | 0,17 | 5,35 | 15,14 | Rp2,8 triliun |
2 | Allianz Fixed Income Fund 2 | 0,65 | 5,88 | 16,64 | Rp97 miliar |
3 | Majoris Sukuk Negara Indonesia | 0,86 | 6,06 | 11,39 | Rp272 miliar |
Sumber: Tim Analis Bareksa, data per 25 Maret 2024
Investasi Allianz Fixed Income di Sini
Investasi Majoris Sukuk Negara di Sini
Beli Manulife Obligasi Negara II di Sini
Selain reksadana obligasi pemerintah, investor juga bisa melakukan diversifikasi investasi di reksadana berbasis obligasi korporasi untuk menjaga kestabilan portofolio. Beberapa reksadana ini mayoritas mengalokasikan portofolio investasinya di obligasi korporasi, namun ada yang masih memiliki porsi di obligasi pemerintah untuk mendorong kinerja. Di antaranya seperti reksadana Syailendra Pendapatan Tetap Premium (SPTP) dan Trimegah Dana Tetap Syariah (TDTS).
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporaasi yang bisa dipertimbangkan ialah:
No | Reksadana Obligasi Korporasi | Return YTD (%) | Return 1 Tahun (%) | Return 3 Tahun (%) | Dana Kelolaan (AUM) |
1 | Capital Fixed Income Fund | 1,54 | 7,89 | 18,64 | Rp796 miliar |
2 | STAR Stable Income Fund | 1,34 | 6,42 | 31,77 | Rp3,4 triliun |
3 | Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 1,39 | 5,5 | 20,01 | Rp3,7 triliun |
4 | Trimegah Dana Tetap Syariah | 1,98 | 6,61 | 19,87 | Rp100 miliar |
Sumber: Tim Analis Bareksa, data 25 Maret 2024
Investasi Capital Fixed Income di Sini
Investasi STAR Stable Income Fund di Sini
Investasi Trimegah Dana Tetap Syariah di Sini
Beli Syailendra Pendapatan Tetap Premium di Sini
(Sigma Kinasih/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.